Nilai
Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan
saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian
adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian sebagai
“Personalitiy is a social stimus value”. Artinya personality itu merupakan
perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita,
itulah kepribadian kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif
konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian
dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari
pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan
kecenderungan yang bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
2. Masa kanak-kanak awal
(early childhood)
3. Masa pra sekolah
(Preschool Age)
4. Masa Sekolah (School
Age)
5. Masa Remaja
(adolescence)
6. Masa Dewasa Awal (Young
adulthood)
7. Masa Dewasa (Adulthood)
8. Masa hari tua
(Senescence)
Kebribadian terbentuk dari kita kecil,sifat
jahat buruknya kita disaat dewasa itu terjadi pada saat masa sekolah,jadi
biasanya masa sekolah adalah masa yang nomer 2 terpenting setelah masa anak –
anak. Biasanya kalau ada orang berlaku jahat tapi masa kecilnya tertanamkan hal
yang baik,biasanya itu terjadi karena masa sekolah yang kelam..
Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan sebuah penggambarkan
“keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler
dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah
perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang
dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu banyak
diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya
hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya.Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa
yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka
pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985)
menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan
perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu
pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002) yang mengatakan
bahwa pola hidup yang berhubungan dengan uang dan waktu dilaksanakan oleh
seseorang berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah mengambil suatu
keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara
mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang
mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Gaya hidup menurut Hair dan McDaniel adalah cara
hidup, yang diidentifikasi melalui aktivitas seseorang, minat, dan pendapat
seseorang. Penilaian gaya hidup dapat dilakukan melalui analisa psychografi.
Psychografi merupakan teknik analisis untuk mengetahui gaya hidup konsumen
sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik gaya hidupnya. Menurut
Kasali gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan
uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan opini-opininya.
Pendekatan gaya hidup cenderung
mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest,
Opinion, yaitu aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan).
Menurut Setiadi sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek
tertentu bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga
dilihat dari apa yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya hidup hanyalah salah satu cara
mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah
bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang
mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang
bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan
ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Begitu pula menurut Mowen dan Minor yang
menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi pasar dengan
mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk yang
konsisten, penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai
aktivitas. Mowen dan Minor menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada bagaimana
orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu mereka. Hal ini dinilai dengan bertanya kepada konsumen
tentang aktivitas, minat, dan opini mereka, gaya hidup berhubungan dengan
tindakan nyata dan pembelian yang dilakukan konsumen.
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial
dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup
seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin
dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan
oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai
kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi
perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai
cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu
mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia
sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera
pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang
terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. Pemasar dapat menggunakan
gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
2. Pemahaman gaya hidup
konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan
menggunakan iklan.
3. Jika gaya hidup
diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling
cocok.
4. Mengetahui gaya hidup
konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai
dengan tuntutan gaya hidup mereka.
Hubungan keduanya dalam perilaku konsumen
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli..Konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian
terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada
saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.Situasi
ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang
).Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh
kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang
secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
SUMBER :
Komentar
Posting Komentar